Thursday, February 11, 2016

Hotel Review: Sofitel So Singapore

Beberapa minggu lalu kami sempat liburan akhir bulan (karena akhir tahun mahal :p) ke Singapura, dan berkesempatan menginap di Sofitel So di Robinson Road. Lokasinya cukup strategis di area downtown, berhadapan dengan Lau Pa Sat night market yang selalu ramai di malam hari. 

Sebagai pelanggan setia group Accor (thanks to member discount), saya sangat terkesan dengan Sofitel Bali Nusa Dua yang sempat kami coba tahun lalu. Jadi ketika Sofitel So Singapura available di hari yang kami inginkan, saya langsung bersemangat booking dengan harapan mendapatkan kamar dan pelayanan yang mirip dengan Sofitel Bali. Tapi namanya juga Singapura, kotanya sempit, kamar hotel pun ternyata sangat sempit. Kamar standar kami berukuran 24 meter persegi. Saya, suami, dan 1 orang anak berusia 2.5 tahun yang nggak bisa diam jadi semakin mesra dempet-dempetan di kamar ;)

Kebayang sempitnya kan?

Terlepas dari kamar yang kecil, kualitas dan pelayanan bintang 5 masih terasa di hotel ini. Kamarnya walaupun kecil tapi didesain dengan cantik bergaya Prancis dan modern chic ala Singapura, lengkap dengan gadget-gadget canggih keluaran Apple untuk komunikasi dan fungsi kontrol elektronik di dalam kamar. Say goodbye to conventional remote control. Belum lagi coffee machine dengan isi kapsul kopi illy dan koleksi teh TWG yang lebih dari cukup untuk kami. Oh dan semua isi minibar-nya free!

Gadget di kamar: iphone dan ipad

Free minibar

Buffet breakfast cukup lengkap, tapi lagi-lagi jauh di bawah Sofitel Bali. Dan yang bikin ribet, banyak yang nggak halal as usual. Alhamdulillah chef hotel berbaik hati memberi info makanan yang tidak halal. Mungkin karena saya satu-satunya pengunjung yang berjilbab di antara muka-muka Chinese dan ras Kaukasia (kebanyakan Prancis tentu saja). Si mbak chef pun membuatkan omelet non daging yang cantik dan nikmat. Sampe nambah :p

Omelet super enak (saya pesan dua)
 Foto-foto lainnya:

Koridor cantik

Kolam renang kecil dengan view gedung semua
Kesimpulannya, kami terkesan. Tetapi kalau harus membayar harga published rate untuk kamar sekecil itu, kayaknya mikir-mikir lagi deh hehehe.


 

Wednesday, February 10, 2016

Jatuh Hati

Alea, 30 Januari 2016

Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandanganmu, caramu melihat dunia
Kuharap kau tahu bahwa ku terinspirasi hadirmu
Ku tak harus memilikimu, namun bolehkah ku selalu di dekatmu

Raisa - Jatuh Hati

Ternyata benar ya, kalau sudah punya anak, lirik lagu cinta tidak melulu soal pasangan. Lebih sering liriknya terasa soal anak :)


The (hopefully) coming back

Mudah-mudahan kali ini saya beneran kembali blogging dengan aktif. Bukan agar tulisan saya dibaca, tetapi agar saya menulis.