dateng jam 10 pagi.
ngemil biskuit dan pisang goreng.
check email, bahas acara weekend besok sama sahabat lama.
jam 11.30 cabut lunch ke ambasador.
makan, ngobrol, blanja.
jam 2.30 sampe kantor.
check email, browsing, chatting, friendster, blogwalking.
besok weekend!!
birthday party, wedding party, farewell party... means nothing but happiness and food :)
have a great weekend everyone...
Friday, January 27, 2006
Tuesday, January 17, 2006
Banyu Biru vs Garden State
Sinopsis:
Ini adalah cerita tentang seorang pemuda yang bekerja di suatu kota besar. Dia mempunyai masalah dengan masa lalu dan keluarganya di kampung halamannya, sehingga tidak pernah pulang kampung selama bertahun-tahun. Suatu ketika, dia pulang kampung, bertemu seorang wanita cantik, dan kemudian mengalami moment2 yang mengajarkannya tentang cinta dan kehidupan.
Pertanyaannya:
Apakah judul fim tersebut?
a. Banyu Biru
b. Garden State
c. Jawaban a dan b benar
Jawabannya:
C!
Banyu Biru (BB) adalah film keluaran tahun 2005, bikinan sutradara Teddy Soeriaadmadja, dengan pemain papan atas layar lebar kita: Tora Sudiro, Dian Sastro, Slamet Rahardjo (kenapa semua berakhiran o?). Sementara Garden State (GS) adalah film keluaran tahun 2004, disutradai oleh Zach Braff yang sekaligus menjadi pemeran utama bersama Natalie Portman. GS ini sih kayaknya film indie, termasuk salah satu film yg pernah diputer di Sundance Film Festival.
Nah adakah hubungan kedua film itu? Salah satu film 'terinspirasi' oleh film lain? Atau hanya kebetulan yang luar biasa.
Apapun jawabannya, gw tetap mengapresiasi film BB sebagai film yang Indonesia yang punya gaya baru (katanya sih surealisme, makanya agak berat buat gw..). Tapi kalo gw dipaksa memilih (siapa juga yang maksa...), gw lebih suka nonton GS daripada BB. Kedua film ini berusaha memberitahu kita tentang suatu hal yang sama, tapi buat gw, GS memberitahu dengan bahasa Indonesia, sedang Banyu Biru dengan Bahasa Sansekerta.
Thursday, January 12, 2006
Pembicaraan Wanita Dewasa
(di bawah 21 tahun silakan pergi)
Ini adalah pembicaraan orang2 yang sudah bisa dibilang dewasa secara umur, tapi menolak untuk mengakui bahwa sebenarnya mereka sudah dewasa.
Diawali dengan sebuah email dari seorang wanita (bukan gw :D) yang merasa kehilangan salah seorang sahabatnya. Definisi kehilangan adalah tidak pernah online di yahoo messenger, tidak bisa diajak makan siang bersama, dan susah dihubungin untuk kumpul2. Jadi si wanita ini mengirim email ke beberapa sahabatnya yang lain, termasuk ke sahabat yg 'hilang' tersebut, hanya untuk mencari tahu kabar si 'anak hilang' ini.
Si 'anak hilang' membalas email. Memberi tahu bahwa dia sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor, yang menuntut hampir 24/7 waktu kehidupannya. Selain itu, dia dan pacarnya memang sedang sangat berhemat, sebisa mungkin menghindari acara kumpul2 or makan2 yang cenderung mengeluarkan uang. Tujuannya berhemat sangatlah mulia: mereka ingin mencicil membeli rumah untuk persiapan pernikahan mereka.
Well.. Okay. Beli rumah.
Seperti yang gw tulis sebelumnya, kami -or tepatnya gw- menolak untuk dibilang dewasa dan harus mengalami fase2 sulit sebagai orang dewasa. Being an adult sometimes bites.
Pembicaraan rumah ini selanjutnya menjadi bahasan kami di daily conference via yahoo messenger (hey.. kami wanita2 yang rajin bekerja kok.. tapi stay connected is wajib toh?). Terbongkarlah cerita bahwa beberapa di antara kami memang sedang mengusahakan untuk mempunyai rumah sendiri. Atau setidaknya pasangannya mengusahakan beli rumah, dia mengusahakan doa, hehe...
Kami. Wanita 23 tahunan. Baru setahun kerja. Pengen beli rumah.
Topik rumah2an ini emang lumayan menyita pikiran gw. Bukan berarti gw jadi ikut2an pengen beli juga.. *Lagian mau beli rumah apa nyay? rumah barbie?*
Yah gw emang harus menentukan cita2 jangka pendek dan jangka panjang gw, dan mulai meraihnya satu per satu. Dan sepertinya, masalah rumah ini akan berada di plan jangka panjang gw. Eh, mudah2an gak panjang panjang amat sih... :)
Ini adalah pembicaraan orang2 yang sudah bisa dibilang dewasa secara umur, tapi menolak untuk mengakui bahwa sebenarnya mereka sudah dewasa.
Diawali dengan sebuah email dari seorang wanita (bukan gw :D) yang merasa kehilangan salah seorang sahabatnya. Definisi kehilangan adalah tidak pernah online di yahoo messenger, tidak bisa diajak makan siang bersama, dan susah dihubungin untuk kumpul2. Jadi si wanita ini mengirim email ke beberapa sahabatnya yang lain, termasuk ke sahabat yg 'hilang' tersebut, hanya untuk mencari tahu kabar si 'anak hilang' ini.
Si 'anak hilang' membalas email. Memberi tahu bahwa dia sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor, yang menuntut hampir 24/7 waktu kehidupannya. Selain itu, dia dan pacarnya memang sedang sangat berhemat, sebisa mungkin menghindari acara kumpul2 or makan2 yang cenderung mengeluarkan uang. Tujuannya berhemat sangatlah mulia: mereka ingin mencicil membeli rumah untuk persiapan pernikahan mereka.
Well.. Okay. Beli rumah.
Seperti yang gw tulis sebelumnya, kami -or tepatnya gw- menolak untuk dibilang dewasa dan harus mengalami fase2 sulit sebagai orang dewasa. Being an adult sometimes bites.
Pembicaraan rumah ini selanjutnya menjadi bahasan kami di daily conference via yahoo messenger (hey.. kami wanita2 yang rajin bekerja kok.. tapi stay connected is wajib toh?). Terbongkarlah cerita bahwa beberapa di antara kami memang sedang mengusahakan untuk mempunyai rumah sendiri. Atau setidaknya pasangannya mengusahakan beli rumah, dia mengusahakan doa, hehe...
Kami. Wanita 23 tahunan. Baru setahun kerja. Pengen beli rumah.
Topik rumah2an ini emang lumayan menyita pikiran gw. Bukan berarti gw jadi ikut2an pengen beli juga.. *Lagian mau beli rumah apa nyay? rumah barbie?*
Yah gw emang harus menentukan cita2 jangka pendek dan jangka panjang gw, dan mulai meraihnya satu per satu. Dan sepertinya, masalah rumah ini akan berada di plan jangka panjang gw. Eh, mudah2an gak panjang panjang amat sih... :)