(di bawah 21 tahun silakan pergi)
Ini adalah pembicaraan orang2 yang sudah bisa dibilang dewasa secara umur, tapi menolak untuk mengakui bahwa sebenarnya mereka sudah dewasa.
Diawali dengan sebuah email dari seorang wanita (bukan gw :D) yang merasa kehilangan salah seorang sahabatnya. Definisi kehilangan adalah tidak pernah online di yahoo messenger, tidak bisa diajak makan siang bersama, dan susah dihubungin untuk kumpul2. Jadi si wanita ini mengirim email ke beberapa sahabatnya yang lain, termasuk ke sahabat yg 'hilang' tersebut, hanya untuk mencari tahu kabar si 'anak hilang' ini.
Si 'anak hilang' membalas email. Memberi tahu bahwa dia sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor, yang menuntut hampir 24/7 waktu kehidupannya. Selain itu, dia dan pacarnya memang sedang sangat berhemat, sebisa mungkin menghindari acara kumpul2 or makan2 yang cenderung mengeluarkan uang. Tujuannya berhemat sangatlah mulia: mereka ingin mencicil membeli rumah untuk persiapan pernikahan mereka.
Well.. Okay. Beli rumah.
Seperti yang gw tulis sebelumnya, kami -or tepatnya gw- menolak untuk dibilang dewasa dan harus mengalami fase2 sulit sebagai orang dewasa. Being an adult sometimes bites.
Pembicaraan rumah ini selanjutnya menjadi bahasan kami di daily conference via yahoo messenger (hey.. kami wanita2 yang rajin bekerja kok.. tapi stay connected is wajib toh?). Terbongkarlah cerita bahwa beberapa di antara kami memang sedang mengusahakan untuk mempunyai rumah sendiri. Atau setidaknya pasangannya mengusahakan beli rumah, dia mengusahakan doa, hehe...
Kami. Wanita 23 tahunan. Baru setahun kerja. Pengen beli rumah.
Topik rumah2an ini emang lumayan menyita pikiran gw. Bukan berarti gw jadi ikut2an pengen beli juga.. *Lagian mau beli rumah apa nyay? rumah barbie?*
Yah gw emang harus menentukan cita2 jangka pendek dan jangka panjang gw, dan mulai meraihnya satu per satu. Dan sepertinya, masalah rumah ini akan berada di plan jangka panjang gw. Eh, mudah2an gak panjang panjang amat sih... :)
Ini adalah pembicaraan orang2 yang sudah bisa dibilang dewasa secara umur, tapi menolak untuk mengakui bahwa sebenarnya mereka sudah dewasa.
Diawali dengan sebuah email dari seorang wanita (bukan gw :D) yang merasa kehilangan salah seorang sahabatnya. Definisi kehilangan adalah tidak pernah online di yahoo messenger, tidak bisa diajak makan siang bersama, dan susah dihubungin untuk kumpul2. Jadi si wanita ini mengirim email ke beberapa sahabatnya yang lain, termasuk ke sahabat yg 'hilang' tersebut, hanya untuk mencari tahu kabar si 'anak hilang' ini.
Si 'anak hilang' membalas email. Memberi tahu bahwa dia sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor, yang menuntut hampir 24/7 waktu kehidupannya. Selain itu, dia dan pacarnya memang sedang sangat berhemat, sebisa mungkin menghindari acara kumpul2 or makan2 yang cenderung mengeluarkan uang. Tujuannya berhemat sangatlah mulia: mereka ingin mencicil membeli rumah untuk persiapan pernikahan mereka.
Well.. Okay. Beli rumah.
Seperti yang gw tulis sebelumnya, kami -or tepatnya gw- menolak untuk dibilang dewasa dan harus mengalami fase2 sulit sebagai orang dewasa. Being an adult sometimes bites.
Pembicaraan rumah ini selanjutnya menjadi bahasan kami di daily conference via yahoo messenger (hey.. kami wanita2 yang rajin bekerja kok.. tapi stay connected is wajib toh?). Terbongkarlah cerita bahwa beberapa di antara kami memang sedang mengusahakan untuk mempunyai rumah sendiri. Atau setidaknya pasangannya mengusahakan beli rumah, dia mengusahakan doa, hehe...
Kami. Wanita 23 tahunan. Baru setahun kerja. Pengen beli rumah.
Topik rumah2an ini emang lumayan menyita pikiran gw. Bukan berarti gw jadi ikut2an pengen beli juga.. *Lagian mau beli rumah apa nyay? rumah barbie?*
Yah gw emang harus menentukan cita2 jangka pendek dan jangka panjang gw, dan mulai meraihnya satu per satu. Dan sepertinya, masalah rumah ini akan berada di plan jangka panjang gw. Eh, mudah2an gak panjang panjang amat sih... :)
1 comment:
Wahhh...rumah...itu mah dipikirin ama our "future husband" aja..:P
mikirinnya nabung buat beli mobil aja kali..
but hei...that's just me. :)
Post a Comment