Monday, December 17, 2007

Tentang pertanda

Minggu malam, di perjalanan pulang dari keriaan akhir pekan, gw mulai meracau. Apalagi kalo bukan soal jodoh. Gak tau lagi bahas apa, tiba2 gw jadi ngomongin dia, si lelaki yang selalu gw yakini akan menjadi pasangan hidup gw.

Teori gw adalah setiap orang butuh distraction dari rutinitas hidup yang dijalaninya. Jadi sebisa mungkin si lelaki pasangan hidup gw itu akan mencari wanita dari dunia yang sama sekali berbeda. Dia bosan dikelilingi wanita2 cantik, maka dia akan mencari gw, type wanita biasa2 saja, girl next door. Dia capek ngeliat wanita2 yang high-maintenance, jadi dia akan mencari gw, type wanita yg low-maintenance.

Semua temen2 gw di mobil mentertawakan gw. Menurut mereka, gak bakalan mungkin lelaki itu akan melirik gw. Toh gw tetep yakin. Gw gak mau mendahului suratan takdir. Mungkin memang gw ditakdirkan untuk bersama dia. Atau kalaupun bukan takdir gw, siapa tau Tuhan lagi butuh joke ringan, dan dia merubah takdirnya.

Sampai di rumah, gw baca2 majalah sampai nyaris ketiduran. Tiba2 handphone berbunyi, dari salah seorang temen gw yang lagi hadir di sebuah party di Segara. Ada apa ya ni anak nelpon gw tengah malem? Harus ada yang penting nih.

Dan dia mengabarkan berita gembira yang gw anggap sebagai pertanda (gw orang yang sangat gampang percaya pertanda :P). Bahwa apa yang gw omongin ama temen2 gw bbrp jam sebelumnya semakin mendekati kenyataan. Si temen gw itu, sedang berhadap2an dengan si lelaki yang akan menjadi pasangan hidup gw tadi!

See?? Itu pertanda kan? Bahwa, tidak lama lagi, gw akan melepas masa lajang gw, dengan lelaki yang selama ini gw yakini sebagai pasangan hidup gw. Dengan dia.