Kita mulai dari kejadian di Cilandak 21, waktu gw nonton The Da Vinci Code. Seharusnya sebelum menonton sebuah film yg diadaptasi dari novel, setiap orang membaca novelnya dulu. Karena biasanya sebuah novel (apalagi sekelas The Da Vinci Code) baru selesai dibaca berhari2, dan itu harus diterjemahkan menjadi 2 jam saja. Kalau salah seorang penonton nggak baca bukunya, yg terjadi adalah partner nontonnya akan menjadi pencerita sepanjang film. Dan situasi ini makin parah seandainya si partner nonton adalah lelaki yg sedang melakukan pendekatan terhadap wanita yg tidak mengerti cerita The Da Vinci Code. Si lelaki akan senang hati bercerita panjang lebar, sambil sesekali mengorek keterangan pribadi tentang diri si wanita, misalnya: "kamu kalo liburan prefer eropa atau amerika?". OMG. Why don't u two just hang out at some citos' coffee shop?
Kejadian lainnya adalah waktu gw nonton the photograph di PIM 21. Waktu itu hari nomat, tapi semua film sold out kecuali the photograph. Akhirnya serombongan abg yg keukeuh pengen nonton pun memutuskan nonton film apa aja yg available, ya the photograph itu. Padahal segmen penonton the photograph sepertinya adalah penonton film serius. Gerombolan abg ini mulai mencuri perhatian sejak kehadiran mereka yg ramai, banyak omong, suka cekikikan. Salah seorang mas2 penonton yang nampak serius menonton langsung ngomong kenceng ke arah abg2 itu: "gobloook.. berisik!" Kejadian ini berulang 2-3 kali. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi handphone cukup kencang, dan diangkat pula! Ngobrol pula! Siapakah pemilik handphone itu? Si mas2 yang tadi teriak ke arah abg! Siapa yg goblok ya sebenernya?? Anyway the worst part is, handphonenya tetep nggak di-silent, dan kemudian berbunyi lagi, dan kemudian dia ngobrol lagi. Temen gw gak tahan untuk akhirnya melihat si mas2 dan berkomentar: "gobloooookkkk...!"
To be fair, gw juga pernah melakukan stupid behavior. Waktu itu gw nonton festival sinema Perancis di Djakarta XXI. Dalam bayangan gw dan partner nonton, kita mengharapkan film drama romantis dengan setting keindahan panorama Perancis. Ternyata kita salah pilih film. Transylvania adalah film dengan jalan cerita yg aneh dengan setting negeri yg gak ada indah2nya (at least in the movie), Rumania. Gw bosen setengah mati tapi males keluar, karena siapa tau tiba2 filmnya menarik. Akhirnya gw ngobrol ama partner nonton. Ngebahas yg gak penting. Mulai rasa pop corn yg terlalu asin sampe jenis obat yg diminum ama pemeran film. Sebenernya kita nonton berempat, tapi 2 temen gw yg lain kok kayak pura2 gak kenal ama gw and partner nonton/ngobrol itu. Ternyata setelah film selesai, 2 temen gw itu cerita kalo sebenernya orang2 pada ngeliat ke arah gw and partner nonton/ngobrol yg berisik banget. Bahkan ada yg ber-"pssssstt!" ke arah kita. Emang kitanya aja yg gak nyadar. Well anyway if you -by any chance- were in the theater when i did that stupid behavior, i apologize :)
Kejadian lainnya adalah waktu gw nonton the photograph di PIM 21. Waktu itu hari nomat, tapi semua film sold out kecuali the photograph. Akhirnya serombongan abg yg keukeuh pengen nonton pun memutuskan nonton film apa aja yg available, ya the photograph itu. Padahal segmen penonton the photograph sepertinya adalah penonton film serius. Gerombolan abg ini mulai mencuri perhatian sejak kehadiran mereka yg ramai, banyak omong, suka cekikikan. Salah seorang mas2 penonton yang nampak serius menonton langsung ngomong kenceng ke arah abg2 itu: "gobloook.. berisik!" Kejadian ini berulang 2-3 kali. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi handphone cukup kencang, dan diangkat pula! Ngobrol pula! Siapakah pemilik handphone itu? Si mas2 yang tadi teriak ke arah abg! Siapa yg goblok ya sebenernya?? Anyway the worst part is, handphonenya tetep nggak di-silent, dan kemudian berbunyi lagi, dan kemudian dia ngobrol lagi. Temen gw gak tahan untuk akhirnya melihat si mas2 dan berkomentar: "gobloooookkkk...!"
To be fair, gw juga pernah melakukan stupid behavior. Waktu itu gw nonton festival sinema Perancis di Djakarta XXI. Dalam bayangan gw dan partner nonton, kita mengharapkan film drama romantis dengan setting keindahan panorama Perancis. Ternyata kita salah pilih film. Transylvania adalah film dengan jalan cerita yg aneh dengan setting negeri yg gak ada indah2nya (at least in the movie), Rumania. Gw bosen setengah mati tapi males keluar, karena siapa tau tiba2 filmnya menarik. Akhirnya gw ngobrol ama partner nonton. Ngebahas yg gak penting. Mulai rasa pop corn yg terlalu asin sampe jenis obat yg diminum ama pemeran film. Sebenernya kita nonton berempat, tapi 2 temen gw yg lain kok kayak pura2 gak kenal ama gw and partner nonton/ngobrol itu. Ternyata setelah film selesai, 2 temen gw itu cerita kalo sebenernya orang2 pada ngeliat ke arah gw and partner nonton/ngobrol yg berisik banget. Bahkan ada yg ber-"pssssstt!" ke arah kita. Emang kitanya aja yg gak nyadar. Well anyway if you -by any chance- were in the theater when i did that stupid behavior, i apologize :)
No comments:
Post a Comment