Gw bukan mau ngomongin Japan Grand Touring Car. Gak mungkin gw ngerti sports. Ini tentang Jazz Goes To Campus, acara tahunan Fakultas Ekonomi UI, Depok.
Walaupun gw bisa dibilang hidup di kampus UI Depok selama tahun 2000-2004, tapi gw gak pernah ke JGTC. Rahasia ini berhasil gw simpan rapat2 dari temen2 gw yang tukang cela. At least tadinya sih berhasil. Sampai menjelang kita berangkat ke Depok, mereka pun bertanya: "eh, gimana suasana JGTC biasanya?" Saat itulah gw hanya nyengir dan mengakui kekhilafan gw di masa lalu.
Iya, gw khilaf. Kenapa nggak dari dulu gw nonton JGTC. Karena ternyata acara ini keren sekali untuk ukuran mahasiswa. Harganya juga murah sekali. Dan musisi jazz lokal kelas dunia pun berlimpah sekali.
Sebagai seorang pemula, gw cukup beruntung ketemu si anak centil bernama nares di parkiran. Ternyata companynya nares salah satu sponsor JGTC. Jadilah gw ketiban untung berupa free pass. Gw pikir JGTC cukup murah, ternyata bisa gratis. Haha!
Sore sampai malam gw menikmati performance Idang Rasjidi, Ireng Maulana, Tompi (bonus Bibus dan Ari), sedikit Parkdrive, sedikit Balawan, dan sedikit Sore. Area parkir FEUI dipenuhi manusia sampai gw susah bergerak dari stage A ke stage B. Benar2 tantangan fisik!
Terlepas dari acara gak penting (performing art and sultan hamengkubuwono's speech in a middle of jazz festival?? come on guys..), gw puas. And that's definitely my first and last JGTC. I won't come again next year. Being amongst all the abgs, I realized that I was too old for JGTC :)
Malam itu, gw dan teman2 pulang dengan gembira. Diiringi lagu no fruit for today yang dibawain sangat indah oleh Sore, kami pun berjalan beriringan bergandengan tangan.
Walaupun gw bisa dibilang hidup di kampus UI Depok selama tahun 2000-2004, tapi gw gak pernah ke JGTC. Rahasia ini berhasil gw simpan rapat2 dari temen2 gw yang tukang cela. At least tadinya sih berhasil. Sampai menjelang kita berangkat ke Depok, mereka pun bertanya: "eh, gimana suasana JGTC biasanya?" Saat itulah gw hanya nyengir dan mengakui kekhilafan gw di masa lalu.
Iya, gw khilaf. Kenapa nggak dari dulu gw nonton JGTC. Karena ternyata acara ini keren sekali untuk ukuran mahasiswa. Harganya juga murah sekali. Dan musisi jazz lokal kelas dunia pun berlimpah sekali.
Sebagai seorang pemula, gw cukup beruntung ketemu si anak centil bernama nares di parkiran. Ternyata companynya nares salah satu sponsor JGTC. Jadilah gw ketiban untung berupa free pass. Gw pikir JGTC cukup murah, ternyata bisa gratis. Haha!
Sore sampai malam gw menikmati performance Idang Rasjidi, Ireng Maulana, Tompi (bonus Bibus dan Ari), sedikit Parkdrive, sedikit Balawan, dan sedikit Sore. Area parkir FEUI dipenuhi manusia sampai gw susah bergerak dari stage A ke stage B. Benar2 tantangan fisik!
Terlepas dari acara gak penting (performing art and sultan hamengkubuwono's speech in a middle of jazz festival?? come on guys..), gw puas. And that's definitely my first and last JGTC. I won't come again next year. Being amongst all the abgs, I realized that I was too old for JGTC :)
Malam itu, gw dan teman2 pulang dengan gembira. Diiringi lagu no fruit for today yang dibawain sangat indah oleh Sore, kami pun berjalan beriringan bergandengan tangan.
I love you and you love me..
We're gonna make a big family..
We're gonna make a big family..