Friday, December 28, 2007

anomali

One of the best coffee shop in Jakarta. I so love this place.

Wednesday, December 19, 2007

world's worst hangover

Rachel and Ross went to Vegas. They got drunk, and ended up married in a small chapel there. Rachel (of course) wanted to get an annulment of their 'marriage'. Ross, on the other hand, wanted to keep it. He didn't want a third divorce after all.

Rachel got very mad and she yelled: "this is not a marriage! this is the world's worst hangover!"

People make mistakes. Sometimes the mistakes were made when we're very aware of them. We know that what we are doing will lead us to something terrible ahead. But sometimes, we don't realize that we are leading ourselves into trouble. It just happens like that.

As for me, realizing that I'm in a deep shit makes me wonder how drunk I was. But there wasn't any drink involved. And there wasn't hangover at all. It was just me, being stupid.

***
Now I'm gonna spend the next 1 week on holiday, trying not to do stupid things (yeah right). So if you're reading my blog now, please stop. Disconnect and get some real life will you? Thank you very much.

And baby, I know you're reading. Please see the instructions above ;)

Monday, December 17, 2007

Tentang pertanda

Minggu malam, di perjalanan pulang dari keriaan akhir pekan, gw mulai meracau. Apalagi kalo bukan soal jodoh. Gak tau lagi bahas apa, tiba2 gw jadi ngomongin dia, si lelaki yang selalu gw yakini akan menjadi pasangan hidup gw.

Teori gw adalah setiap orang butuh distraction dari rutinitas hidup yang dijalaninya. Jadi sebisa mungkin si lelaki pasangan hidup gw itu akan mencari wanita dari dunia yang sama sekali berbeda. Dia bosan dikelilingi wanita2 cantik, maka dia akan mencari gw, type wanita biasa2 saja, girl next door. Dia capek ngeliat wanita2 yang high-maintenance, jadi dia akan mencari gw, type wanita yg low-maintenance.

Semua temen2 gw di mobil mentertawakan gw. Menurut mereka, gak bakalan mungkin lelaki itu akan melirik gw. Toh gw tetep yakin. Gw gak mau mendahului suratan takdir. Mungkin memang gw ditakdirkan untuk bersama dia. Atau kalaupun bukan takdir gw, siapa tau Tuhan lagi butuh joke ringan, dan dia merubah takdirnya.

Sampai di rumah, gw baca2 majalah sampai nyaris ketiduran. Tiba2 handphone berbunyi, dari salah seorang temen gw yang lagi hadir di sebuah party di Segara. Ada apa ya ni anak nelpon gw tengah malem? Harus ada yang penting nih.

Dan dia mengabarkan berita gembira yang gw anggap sebagai pertanda (gw orang yang sangat gampang percaya pertanda :P). Bahwa apa yang gw omongin ama temen2 gw bbrp jam sebelumnya semakin mendekati kenyataan. Si temen gw itu, sedang berhadap2an dengan si lelaki yang akan menjadi pasangan hidup gw tadi!

See?? Itu pertanda kan? Bahwa, tidak lama lagi, gw akan melepas masa lajang gw, dengan lelaki yang selama ini gw yakini sebagai pasangan hidup gw. Dengan dia.

Thursday, December 13, 2007

Rumah mungil di atas bukit

Inget nggak typical rumah yang mencerminkan kebahagian? Maksudnya kalo kita baca buku atau nonton film, biasanya digambarkan sebuah rumah yang buat gw kesannya bisa membuat siapapun yang tinggal di situ menjadi manusia bahagia. Biasanya ciri2nya berupa rumah mungil, banyak unsur kayu, terletak di atas bukit kecil, dikelilingi rumput dan tanaman bunga. Tak lupa sebuah ayunan untuk menambah unsur keriangan. Selanjutnya, adegan yang terjadi adalah si ayah pulang kantor, kemudian anak kecilnya berlari2an menyambut kedatangannya, dan si ibu menunggu di depan pintu. Oh iya, biasanya rumahnya tidak berpagar.

Kalo kejadian di buku atau film, itu indah. Tapi kalo kejadian di dunia nyata di depan muka kita sendiri?

Gw pulang jam 19.30 tadi malam. Kompleks gw biasanya sepi, jadi kalaupun gw lihat2 kanan-kiri, jarang ada manusia yang menarik. Yang ada cuman rumah2 dan mobil2 terparkir rapi. Mendekati rumah gw, tiba2 gw lihat sebuah sedan metalik mendekati sebuah rumah di depan rumah gw. Rumah ini terletak agak tinggi, tidak berpagar, dengan banyak tanaman di halaman rumahnya. Unsur kayu terasa mendominasi di eksterior bagian depan rumah. Dari sedan metalik itu, si bapak turun membawa tas kerja, dan anak kecil berlari2 menyambutnya.

Gw terpaku. Bener2 gw ngeliatin sampe si bapak itu sadar kalo gw lagi ngeliatin mereka. Gw langsung belok ke arah rumah gw. Parkir, masuk, langsung ke kamar.

Di kamar gw bengong. The feeling of happy and sad at the same time. Happy to see something so imaginative that u thought it would only happen in fictions. Sad to know that I wasn't even on halfway there.

Tapi gw lega. Karena rumah mungil di atas bukit ternyata memang ada.

Tuesday, December 11, 2007

Berita Pagi

Tadi pagi jam 6 gw ngopi sambil nonton tipi. Acaranya berita pagi di salah satu stasiun TV swasta nasional. Menjelang iklan, dua orang penyiar itu memberikan wejangan jangan kemana2 disertai berita menarik apa yang akan hadir berikutnya.

"Setelah jeda iklan berikut kami akan hadir dengan berita sebuah sumur yang tiba2 mengeluarkan air panas dan seorang kakek yang mengoleksi ratusan jam dinding"

And i was like.. "hellloooow.... who cares??"

Untuk sebuah acara berita pagi hari yang bersaing dengan acara berita "sungguhan dan aktual" seperti Liputan 6 dan Metro Pagi, stasiun tv ini sepertinya memang punya strategi marketing tersendiri.

But on second thought, gw jadi inget cerita temen gw yg kerja di stasiun tv tersebut. Katanya sih, crew berita di stasiun tv itu selalu telat tiba di lokasi kejadian penting yang (harusnya) diliput dan jadi headline. Hah!