Showing posts with label life. Show all posts
Showing posts with label life. Show all posts

Sunday, July 20, 2008

Untitled*

Penulis favorit saya bercerai dari pasangannya. Ketika pertama kali saya melihat tayangan berita itu di infotainment, reaksi pertama adalah tidak percaya, yang selanjutnya diikuti oleh kekecewaan. Kecewa karena seseorang yang bisa begitu hebat dalam menuliskan teori tentang cinta, ternyata tidak bisa mempertahankan teori cintanya dalam sebuah sidang besar bernama kehidupan. Padahal karya tulis beliau yang berjudul spasi selalu saya hadiahkan untuk orang-orang terdekat saya, sebagai pedoman bagi mereka dalam melangkah bersama pasangannya.

Kemudian ketika saya membuka blog si penulis, saya membaca sebuah penjelasan panjang lebar mengenai perpisahan yang harus beliau lakukan dengan pasangannya. Lagi-lagi beliau memberikan teori baru yang tidak pernah terpikirkan oleh saya. Cinta mempunyai batas kadaluwarsa.

Saya belum memutuskan sikap apakah kali ini saya harus setuju atau tidak dengan teori beliau. Di satu sisi saya merasa apa yang beliau tuliskan memang banyak benarnya. Tapi sisi lain saya khawatir kalau teori-teori baru yang beliau tulis dalam posting tersebut hanya memberikan pembenaran atas perpisahan yang beliau lakukan, dan bukan tidak mungkin juga akan menjadi alasan bagi perpisahan yang akan dilakukan oleh pasangan-pasangan lain, mungkin termasuk saya.

Tetapi saya kemudian sadar, bahwa beliau tidak punya tanggung jawab apa-apa terhadap kebahagiaan hidup saya. Demikian pula saya tidak punya andil apapun dalam kebahagiaan beliau. Setiap dari kita mempunyai tanggung jawab pribadi atas kebahagiaan hidup yang akan atau tidak akan kita raih. Saya hanyalah pembaca setia semua karya tulisnya. Dan saya rasa, hanya itulah yang akan terus saya lakukan, sambil berharap bahwa saya -seperti halnya beliau- akan selalu mempunyai penjelasan yang baik atas setiap langkah yang saya ambil dalam hidup saya.

*) Sumpah saya tidak bisa memikirkan satu judul yang tepat untuk posting ini.

Wednesday, March 05, 2008

filosofi tile

Tau game ini?
Di beberapa komputer namanya onet. Di komputer gw namanya tile. Gw gak tau nama aslinya apa, soalnya semua huruf dan petunjuk game ini ditulis dalam suatu simbol bahasa seperti korea atau cina. Atau jangan2 huruf paku peninggalan bangsa mesir kuno?

Game tile ini sering banget jadi pelarian gw kalo lagi suntuk ama kerjaan atau di tengah meeting yang membosankan (jangan lupa matikan volume komputer karena musiknya sungguh norak norak bergembira). Btw tile dibacanya gimana ya? tayl seperti bahasa inggris untuk ubin, atau tile seperti nama engkongnya si doel?

Postingan ini kok semakin banyak memunculkan pertanyaan yang gak perlu dijawab ya?

Lagi asik masyuk bermain permainan cerdas ini, tiba2 terlintas beberapa nilai moral yang bisa kita dapat dari si tile (as in the game, not engkongnya si doel).

1. Seringkali kita mencari terlalu jauh, padahal yang kita butuhkan ada di depan mata.
2. Ada hal2 yang tampak tidak mungkin dilakukan, tapi kadang2 kita perlu mencoba, give it a long shot and it will work at times.
3. Coba lihat permasalahan dari berbagai sudut dan celah, jangan terpaku pada hanya satu sudut saja.
4. Tidak ada pause dalam permainan ini, seperti halnya tidak ada pause dalam hidup.
5. Ada kekuatan di luar kuasa kita yang akan memberi jalan keluar ketika kita menemukan deadlock.

Gak nyangka deh game model begini bisa memberikan banyak pelajaran berharga. Penemuan yang brilliant!

Kini izinkan gw menutup postingan ini dengan kata2 yang dulu sering diucapkan Indi Barens dan Indra Bekti di acara ceriwis: maaf ibu2, orang stress.

Saturday, March 01, 2008

kopi sore dan kolam renang

Jumat sore, jam 5, hari kerja. Menikmati kopi sore sambil menyaksikan anak-anak bermain di kolam renang adalah kemewahan yang belum bisa gw dapet di Jakarta, di hari kerja. Di satu sisi gw mensyukuri keberadaan gw di kota kecil ini.

jempol gw gede juga ya?

Tapi di sisi lain, ngopi malam hari sepulang kerja, di gerai kopi yang ramai dan berisik, bersama teman2 terbaik gw, di Jakarta, adalah kemewahan lain yang nggak bisa gw dapat sekarang. Dan sebenarnya gw rela menukar kemewahan yang gw dapat di kota ini, dengan kemewahan versi Jakarta itu.

Jadi gw berkesimpulan bahwa tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Kebahagiaan adalah kombinasi dari beberapa keadaan, dari beberapa pilihan, yang nggak semuanya sesuai harapan kita. Sekarang bisa aja gw bilang kalo gw lebih bahagia di Jakarta. Padahal kalo gw lagi di Jakarta, gw bisa sampe ke suatu titik saturasi dimana gw ngomong: gw pengen jadi petani aja!

Kita merasa bahagia seandainya bisa memiliki sesuatu yang tidak kita miliki sekarang. Karena itulah, buat gw, kebahagiaan itu utopia. Sama seperti kesuksesan. Dua-duanya adalah hal yang nggak pernah kita bisa rasakan, karena kita selalu dalam proses mengejarnya.

Aa gym pernah bilang kalo orang merasa tidak bahagia bukan karena keadaan, tapi karena tidak bisa menerima keadaan. Gw setuju. Tapi gw belum bisa sampai ke tahap itu, menerima keadaan. Makanya gw nulis ini.

Kehidupan, adalah hal2 yang terjadi ketika kita sedang sibuk membuat rencana kehidupan itu sendiri.

Friday, February 01, 2008

catching us

Weekday 1: dia di palembang, saya di jakarta.
Weekend 1: saya di bandung, dia di jakarta.
Weekday 2: saya di medan, dia di jakarta.
Weekend 2: saya masih di medan, dia masih di jakarta.
Weekday 3: dia di palembang, saya di medan.
Weekend 3: saya di singapur, dia di jakarta.
Weekday 4: dia di palembang, saya di jakarta.

Pertanyaannya: Dimanakah saya dan dia pada weekend 4?

Deuh, ngebacanya aja pusing.

Wednesday, December 19, 2007

world's worst hangover

Rachel and Ross went to Vegas. They got drunk, and ended up married in a small chapel there. Rachel (of course) wanted to get an annulment of their 'marriage'. Ross, on the other hand, wanted to keep it. He didn't want a third divorce after all.

Rachel got very mad and she yelled: "this is not a marriage! this is the world's worst hangover!"

People make mistakes. Sometimes the mistakes were made when we're very aware of them. We know that what we are doing will lead us to something terrible ahead. But sometimes, we don't realize that we are leading ourselves into trouble. It just happens like that.

As for me, realizing that I'm in a deep shit makes me wonder how drunk I was. But there wasn't any drink involved. And there wasn't hangover at all. It was just me, being stupid.

***
Now I'm gonna spend the next 1 week on holiday, trying not to do stupid things (yeah right). So if you're reading my blog now, please stop. Disconnect and get some real life will you? Thank you very much.

And baby, I know you're reading. Please see the instructions above ;)