Kemarin, saya mengalami kejadian paling aneh di ruang bioskop. Saya dan partner bermaksud menonton film terbaru yang dibintangi aktor favorit saya dan aktris favorit dia. Bangku yang tersisa hanya di A1-A4, sedangkan yang lainnya barisan F ke bawah. Maka kami pun memilih A3-A4, dengan menyisakan A1-A2 masih kosong. Biasanya kami memang tidak pernah memilih barisan A, apalagi A pojok. Dan ternyata memang A pojok lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya hehehe..
Beberapa menit setelah film dimulai, datanglah sepasang lelaki-perempuan yang menempati A1-A2. Si lelaki menempati A2, si perempuan menempati A1. Nampaknya si perempuan merasa dia tidak bisa menikmati film dengan jelas karena posisinya terlalu di pojok. Maka pasangan itu dengan cerdasnya menemukan solusi: si perempuan duduk di lengan kursi! Yap, dia nangkring dengan manisnya di atas lengan kursi yang membatasi A1 dan A2. Sampai di sini, partner saya belum sadar ada kajaiban yang terjadi di sudut A1-A2.
Tapi apa daya, nangkring di atas lengan kursi ternyata belum cukup memberikan tontonan yang jelas bagi si perempuan. Maka si lelaki hadir sebagai sosok pahlawan dengan solusi pintar berikutnya: "sini dek, kamu saya pangku aja!" *kalau ini adalah lenong betawi, ini adalah moment saat gong dipukul*
Awalnya si perempuan agak malu2 *eeeeuwh!*, tapi akhirnya dia menuruti saran sakit jiwa dari si lelaki. Dia dipangku! Mereka tumpuk2an di kursi A2, which is di sebelah kiri kursi saya! Saya refleks mengambil botol minuman di tempat minum sebelah kiri, dan memindahkan ke sebelah kanan saya. Jijik bo! Sampai di sini si partner mulai sadar dengan keajaiban di sudut A1-A2, dia cuman bisa melirik sekilas lalu berbisik ke saya: "sabar ya".
Ternyata memang benar, saya harus ekstra sabar, karena keanehan masih berlanjut. Mereka mengobrol ekstra keras sepanjang film. Saya mau nggak mau jadi menyimak obrolan mereka yang ternyata cukup lucu dan menarik untuk disimak. Eh, tapi lucunya baru berasa sekarang ya. Selama kejadian ini berlangsung saya sih gondok setengah mati.
Si perempuan bertanya filmnya selesai jam berapa, karena kalau jam 5, dia khawatir si ibu sudah pulang. Hmm.. Petunjuk mengenai profesi si perempuan. Tidak lama kemudian si lelaki mendapat sebuah sms yang langsung ikut-ikutan dibaca oleh si perempuan. Isinya dari wanita lain dengan topik sms yang cukup mesra dan menggambarkan kedekatan si pengirim sms dengan pihak lelaki. Si perempuan jadi marah-marah dan menanyakan siapa si wanita pengirim sms itu. Si lelaki klarifikasi dengan menjelaskan bahwa handphonenya sempat dipinjam oleh supir sebelah. Ok, petunjuk lainnya tentang profesi si lelaki. Dan saya jadi lupa memperhatikan jalan cerita di layar bioskop karena drama di samping saya nampak lebih menjanjikan untuk disimak. Damn.
Akhirnya datanglah seorang pahlawan dalam arti yang sebenarnya. Entah mendapat info dari mana, petugas security bioskop tiba-tiba menghampiri pasangan serasi di sebelah saya, dan membentak mereka: "duduknya sendiri-sendiri ya! jangan berdua kayak gini, nanti kursinya roboh!" My knight in shining armor! Yeaaaah!
Si pasangan serasi pun kembali menempati bangku masing-masing. Tetapi jangan sedih, hiburan masih berlanjut dari obrolan-obrolan mereka, dan betapa mereka sangat tidak menikmati film yang sedang ditayangkan sehingga ingin cepat-cepat keluar dari studio tetapi tidak berani karena belum ada yang keluar sebelum mereka. Sumpah saya berusaha menahan diri demi norma kesopanan untuk tidak berkomentar: "nggak papa kok, KELUAR AJA!" Oh dan untuk menunjukkan kebosanannya, si lelaki sempat mengangkat kakinya ke atas kursi di depannya, yang langsung dijawab dengan pelototan ganas dari penghuni kursi B2. Dan sebagai bonus atas pertunjukan mereka, si pihak lelaki sempat membuka sepatunya, mengangkat kakinya, dan mengeluarkan aroma yang nyaris tidak saya kenali karena sudah lama tidak mengendusnya: bau kaki. Well done guys! Standing ovation.
Kalau dipikir-pikir, pasangan ini telah dengan suksesnya mempraktekkan segala petunjuk yang ada di layar bioskop sebelum film dimulai: menyalakan handphone, mengobrol, dan mengangkat kaki. Tetapi mereka melupakan 1 kata penting: DILARANG. Hahaha.
Beberapa menit setelah film dimulai, datanglah sepasang lelaki-perempuan yang menempati A1-A2. Si lelaki menempati A2, si perempuan menempati A1. Nampaknya si perempuan merasa dia tidak bisa menikmati film dengan jelas karena posisinya terlalu di pojok. Maka pasangan itu dengan cerdasnya menemukan solusi: si perempuan duduk di lengan kursi! Yap, dia nangkring dengan manisnya di atas lengan kursi yang membatasi A1 dan A2. Sampai di sini, partner saya belum sadar ada kajaiban yang terjadi di sudut A1-A2.
Tapi apa daya, nangkring di atas lengan kursi ternyata belum cukup memberikan tontonan yang jelas bagi si perempuan. Maka si lelaki hadir sebagai sosok pahlawan dengan solusi pintar berikutnya: "sini dek, kamu saya pangku aja!" *kalau ini adalah lenong betawi, ini adalah moment saat gong dipukul*
Awalnya si perempuan agak malu2 *eeeeuwh!*, tapi akhirnya dia menuruti saran sakit jiwa dari si lelaki. Dia dipangku! Mereka tumpuk2an di kursi A2, which is di sebelah kiri kursi saya! Saya refleks mengambil botol minuman di tempat minum sebelah kiri, dan memindahkan ke sebelah kanan saya. Jijik bo! Sampai di sini si partner mulai sadar dengan keajaiban di sudut A1-A2, dia cuman bisa melirik sekilas lalu berbisik ke saya: "sabar ya".
Ternyata memang benar, saya harus ekstra sabar, karena keanehan masih berlanjut. Mereka mengobrol ekstra keras sepanjang film. Saya mau nggak mau jadi menyimak obrolan mereka yang ternyata cukup lucu dan menarik untuk disimak. Eh, tapi lucunya baru berasa sekarang ya. Selama kejadian ini berlangsung saya sih gondok setengah mati.
Si perempuan bertanya filmnya selesai jam berapa, karena kalau jam 5, dia khawatir si ibu sudah pulang. Hmm.. Petunjuk mengenai profesi si perempuan. Tidak lama kemudian si lelaki mendapat sebuah sms yang langsung ikut-ikutan dibaca oleh si perempuan. Isinya dari wanita lain dengan topik sms yang cukup mesra dan menggambarkan kedekatan si pengirim sms dengan pihak lelaki. Si perempuan jadi marah-marah dan menanyakan siapa si wanita pengirim sms itu. Si lelaki klarifikasi dengan menjelaskan bahwa handphonenya sempat dipinjam oleh supir sebelah. Ok, petunjuk lainnya tentang profesi si lelaki. Dan saya jadi lupa memperhatikan jalan cerita di layar bioskop karena drama di samping saya nampak lebih menjanjikan untuk disimak. Damn.
Akhirnya datanglah seorang pahlawan dalam arti yang sebenarnya. Entah mendapat info dari mana, petugas security bioskop tiba-tiba menghampiri pasangan serasi di sebelah saya, dan membentak mereka: "duduknya sendiri-sendiri ya! jangan berdua kayak gini, nanti kursinya roboh!" My knight in shining armor! Yeaaaah!
Si pasangan serasi pun kembali menempati bangku masing-masing. Tetapi jangan sedih, hiburan masih berlanjut dari obrolan-obrolan mereka, dan betapa mereka sangat tidak menikmati film yang sedang ditayangkan sehingga ingin cepat-cepat keluar dari studio tetapi tidak berani karena belum ada yang keluar sebelum mereka. Sumpah saya berusaha menahan diri demi norma kesopanan untuk tidak berkomentar: "nggak papa kok, KELUAR AJA!" Oh dan untuk menunjukkan kebosanannya, si lelaki sempat mengangkat kakinya ke atas kursi di depannya, yang langsung dijawab dengan pelototan ganas dari penghuni kursi B2. Dan sebagai bonus atas pertunjukan mereka, si pihak lelaki sempat membuka sepatunya, mengangkat kakinya, dan mengeluarkan aroma yang nyaris tidak saya kenali karena sudah lama tidak mengendusnya: bau kaki. Well done guys! Standing ovation.
Kalau dipikir-pikir, pasangan ini telah dengan suksesnya mempraktekkan segala petunjuk yang ada di layar bioskop sebelum film dimulai: menyalakan handphone, mengobrol, dan mengangkat kaki. Tetapi mereka melupakan 1 kata penting: DILARANG. Hahaha.
No comments:
Post a Comment